Tajdid Jiwa #02 – Aku Sudah Tertatih Tapi Masih Sanggup Berdiri

HiyatSlap.com — Sobat barakah, salam seperjuangan. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang  semoga rahmat selalu terhantarkan kepada kekasih mulia kita nabi besar Muhammad SAW.  Seperti kemarin saya ulangi lagi ya — Dalam topik ini tidak lain aku ingin berbagi hal yang dirasa bermanfaat namun tidak ada rasa hati untuk menggurui karena aku bukan ustadz alias juga sama Pejuang yang masih awam yang perlu banyak belajar agar jadi lebih baik.

Sebelum kita menyentuh topik yang dalam dan penuh gejolak batin yang sudah tertatih-tatih dalam medan tempur yang gak ada habisnya perlu aku sampaikan sekali lagi aku hanyalah orang awam atau orang biasa yang sama lagi berjuang seperti kalian hari ini.

Ingatlah bahwa jika yang bener itu datangnya dari Allah yang Maha Bener tetapi yang salah itu datangnya dari aku pribadi karena masih bodoh dan perlu banyak belajar.

Dalam Kerapuhan Tapi Tetap Kuat Berdiri

Sobat seperjuangan semua, tidak perlu menutup semua kelemahan kita pada sesuatu takdir yang memang sedang tidak berpihak dengan kita, ya itu adalah fase gelap dan ingatlah sehabis gelap ada terang. Proses ini memanglah sangat menantang dan juga penuh dengan risiko luka dan luka lagi namun hikmah yang indah dibalik itu semua adalah tidak lain untuk mencetak kita menjadi pribadi yang lebih matang.

Kadang kita harus mengakui pada diri kita sendiri tentang kekuatan dan kelemahan kita sekarang. Itu manusiawi kok, berhentilah terlihat perfeksionis kalau itu bukan dirimu tetapi tetaplah menjadi dirimu yang apa adanya karena hanya dengan itu seseorang yang tulus akan menanti mu tanpa perlu menjadi diri orang lain.

Salahkah jika rapuh tetap berdiri ditengah ombang ambing zaman yang sedang tidak bersahabat dan memaksa untuk terus berjuang tanpa kenal lelah demi sesuap nasi atau penantian bahagia dirumah tercinta.

Coba istirahat sebentar pikiran dan tanyakan pada diri apa yang membuat aku kuat hari ini? Tapi apa juga yang melemahkan aku disaat yang sama saat ini?

Belajar Mengambil Keputusan Sebagai Pria Dewasa

Ya, teringat istilah kuno yaitu  Wanita di dalam goa, ngurus tempat tinggal dan menyiapkan kebutuhan suami hinga merawat anak sebaliknya Suami berburu di hutan untuk menafkahi orang-orang tersayang di tempat tinggalnya. Bukan, jika ada wanita yang tersinggung kebetulan aku juga bukan tipe untuk memojokan bahwa wanita gak boleh kerja, berkarir hingga menggapai impiannya bagi aku pribadi itu pilihan.

Mari kita balik ke topik, bahwa kita sebagai pria dewasa yang sedang berjuang menata hidup agar lebih baik percayalah bahwa belajar itu tidak akan ada ujungnya tetapi dengan belajar kita dapat mengambil keputusan yang tidak tergesa-gesa.

Karena sebagai pria yang sama buat belajar lebih dewasa berati kita harusnya juga menyadari pentingnya punya relasi temen ataupun tokoh yang kita bisa jadikan patokan untuk lebih dewasa karena dari sana juga kita aka belajar bagaimana mereka tumbuh dan tidak perlu melakukan kesalahan yang sama.

Ini sangat penting bahwa cerita temen baik bisa jadi hikmah yang tercecer buat kita ambil, mengapa hanya dengan belajar kita bisa tumbuh dewasa — sebaliknya tanpa belajar dewasa berarti kita harus banyak mendengarkan jika tidak mampu mendengarkan lebih baik diam.

Maka, jika kamu saat ini sudah merasa dewasa, kira-kira apa perjalanan yang sudah kau tempuh selama ini?

Bijaksana Berati Siap Melepaskan Tekanan Dengan Adil

Sulit mengambil keputusan jika tanpa kejujuran pada diri sendiri walaupun kadang itu menyakitkan. Karena kebijaksanaan akan datang tanpa diburu tetapi lewat rasa dalam hati nurani tanpa memihak siapapun namun berusaha jujur bahwa ini sudah jalan yang terbaik.

Ketika saya memimpin tim proyek pada bisnis saya, itu adalah hal yang berat untuk bersikap adil dan transparan tanpa memojokan siapapun. Tim yang solid terbangun dari perjuangan dengan dedikasi pola pikir yang sudah sehat dan sevisi dalam tujuan, ya itu tidak mudah!

Lalu saat saya sedang goyah maka hal yang pertama yang perlu aku pertimbangkan sebelum mengambil keputusan strategis adalah dengan menganalisis ulang apa kekuatan ku saat ini dan bagaimana dengan kelemahan ku sisanya aku pasrahkan kepada Allah.

Karena Allah itu tidak akan pernah luput dari penjagaan nya apalagi jika kita memulai dengan niat karena-Nya, berikhtiar juga karena-Nya maka pantaslah urusan hasil juga tawakal atau berpasrah diri setelah usaha maksimal kepada-Nya.

Jadi jika hidup ini tidak adil, ya mungkin bagi orang. Tetapi yang perlu kita pikirin saat ini adalah sudah adil kah kita dengan diri sendiri sedangkan yang Maha Menjaga seluruh gerak gerik kita selalu dekat dan malah tidak pernah untuk mendiagnosa kita sebagai pecundang?

Kesimpulan

Semuanya pernah gagal, semuanya pernah jatuh, semuanya pernah menangis, dan semuanya sudah cukup membuat kita kuat buat hari ini dan esok hingga dimasa depan.  Segala kegundahan kita hari ini tidak lain adalah pencapaian kita menuju proses dewasa yang sesungguhnya.

Maka ingatlah baik -baik kata-kata ini bahwa yang tertatih tidak selamanya menanggung lelahnya hidup ini, juga ada masa buat kita tertawa lepas dan bahagia dengan hati yang tentram. Hanya saja cara terbaik untuk ini semua adalah bahwa dalam setiap keputusan apapun maka libatkanlah Allah terlebih dahulu agar kau tidak sendiri menanggung luka.

“Artikel kategori Tajdid jiwa ini hanyalah artikel refleksi hidup untuk menata hati yang pernah terluka pulang kembali kepada-Nya. Tidak usah kau cari karena Dia sangat dekat, jika kau berjalan buat dekat dengan maka dia sungguh akan berlari kepadamu.”

Semoga Allah merahmati nabi Muhammad SAW! Mari bersholawat sobat seperjuangan ku..

Waallahu a’lam bisawaf

Bagikan ke:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top