Konsep Dasar Finansial Barakah
Manajemen Finansial Pribadi
Manajemen Finansial Sosial
Bertahan dari Krisis Finansial
Tips Kelola Finansial Barakah
Kesimpulan finansial barakah
Manfaat Mengelola Finansial Agar Barakah
Tentu tidak ada cara khusus dalam mencari pendapatan yang barakah sebagaimana kita lebih tahu dunia kita masing-masing dan tidak semua orang sama dengan dunia kita. Dan ingatlah yang halal jelas halal sedangkan yang haram jelaslah haram namun penting juga diingat ditengah-tengahnya ada syubhat (samar-samar)
Sebelum kita menggali poin-poin penting dari manfaatnya mari kita jelaskan lebih rinci lagi yang terkait perihal keuangan yang barakah.
Prinsipnya adalah pendapatan keuangan yang mengalir pada usaha yang halal. Namun tidak serta merta halal dibuat haram, haram dibuat halal. Hanya saja pada dasarnya hukum dalam jual-beli adalah boleh (mubah).
Okelah ini dia beberapa manfaatnya!
Kepuasan & Ketenangan Batin dalam Keuangan Barakah
Disadari maupun tidak, ini adalah suatu kasih sayang teramat besar dari Tuhan kepada kita yang kadang masih mencari-cari kekurangan sehingga kita merasa sedikit bersyukur. Ini karena kita terlalu fokus pada kekurangan itu dan melupakan nikmat itu sendiri.
Kepuasan itu sendiri memiliki dampak kepada rasa percaya diri yang lebih baik ditambah dengan ketenangan batin merupakan kunci untuk hidup lebih bermakna alias barakah sepanjang hidup kita, insyaallah.
Peran pengelolaan keuangan yang cerdas sangat dibutuhkan walaupun bukan inti segalanya. Bagaimana kita menjadi cerdas dalam persoalan keuangan adalah bagaimana kita bersabar dalam setiap proses demi proses ketika menghadapi krisis finansial maupun yang biasa dikenal stres keuangan.
Artinya pelajaran ini dimulai dari kita tidak memiliki apa-apa dan kepekaan kita pada sesuatu melahirkan cara terbaik untuk membagi setiap ruang-ruang keuangan yang akan kita salurkan supaya barakah dan berkelanjutan.
Rasa kepuasaan kita tidak akan pernah habis dan ia akan selalu menuntut untuk itu maka sebagai seorang muslim kita juga perlu belajar supaya bertindak secara sederhana. Nyatanya, menurut sebuah studi penelitian orang-orang yang bahagia memang hidupnya sederhana.
Dan tahukah Kamu bawa mereka yang penghasilannya standar artinya mencukupi aja kebutuhan hidup bulanan mereka lebih bahagia ketimbang mereka yang penghasilannya diatas rata-rata.
Pengertian singkatnya, dalam hidup yang benar bukan segalanya, tetapi dengan itu pula uang sebagai alat tukar untuk mencukupi kebutuhan. Jadi siapakah orang yang paling kaya itu menurut prinsip ini yakni mereka yang hidupnya sederhana dan merasakan kekayaan hati disertai tidak memiliki tuntutan berlebihan.
Kekayaan hati tadi bisa berupa ketentraman batin, mungkin sebagian dari kita menganggap sangat remeh dampak dari itu. Nyatanya hidup ini — rejeki kita sudah dijamin oleh Allah yang Maha Pemberi rejeki.
“Apabila salah seorang itu sudah memenuhi batasan rejekinya, maka tidak akan datang suatu kematian kecuali semua rejekinya sudah terpenuhi. Maka jangan sesekali mendurhakai persoalan rejeki. Dan takutlah dengan Allah yang Maha Menetapkan rejeki & kedudukan.”. Wallahu a’lam bishawab
Maknanya, semua yang kita lakukan hari ini niatkanlah dalam mencari keberkahan rejeki tinggalkanlah macam-macam pinjam-pinjaman berbunga maupun hal-hal yang tidak mengenakan hati nurani kita dalam mencari pendapatan.
Karena sesuatu yang meragukan hati maupun tidak mengenakan hati didalamnya terdapat kotoran. Kotoran yang dimaksud adalah dosa sedangkan hati itu adalah tempat singgasananya Tuhan yang Maha Esa.
“Barangsiapa yang telah rusak hatinya, Maka semua yang ada pada dirinya pun ikut rusak”
Wallahu a’lam bishawab
Kesiapan Menghadapi Krisis Ekonomi dengan Keuangan yang Teratur
Hal yang tidak kalah penting dalam mengelola keuangan dengan baik adalah bertahan dari tantangan krisis ekonomi misalkan saja saat-saat pademi covid-19. Sebelumnya, saya tidak bermaksud menyinggung/ mengumpat apa-apa untuk membahas tentang masalah ini namun mari kita mengambil hikmah yang baik dari sebuah peristiwa yang tidak mengenakan tersebut.
Mungkin sebagian dari kita saat itu yang biasa bekerja diluar rumah/kantor jadi terpaksa bekerja dari rumah maupun tiba-tiba pendapatan sobat semua jauh turun bahkan stagnan. Tenanglah, bahwa saat itu Kamu tidak sendiri.
Hal-hal yang mengerikan dari berita-berita yang beredar setiap hari di media sosial seakan sebuah berita azab didunia atau sebuah peringatan bagi umat manusia. Semua manusia menyalahkan virusnya tetapi tidak belajar dari kesalahan apa yang mereka sendiri telah buat.
Berita tentang isu-isu pemecatan karyawan beredar, munculnya teknologi canggih kecerdasan buatan yang mampu menggantikan manusia di masa depan, para pengusaha yang tiba-tiba bangkrut, dan ekonomi di seluruh dunia merosot stagnan.
Bagaimana jika kita membayangkan 2 tahun sebelum pandemi terjadi sudah mempersiapkan diri dengan pengaturan kelola keuangan yang baik. Misal saja, diantara kita saat ini masih sendiri (belum berkeluarga) menetapkan berapa kebutuhan yang sebenarnya kita butuhkan.
Di tambah yang saat itu masih tinggal sama orang tua, oke sepertinya baik-baik saja ya. Tapi bagaimana jika kita masukan standar keuangan orang lain dengan keadaan kita — Nah, disinilah akar penyebab kita merasa selalu kekurangan keuangan yang akhirnya tergiur iklan sana-sini hingga melakukan sesuatu yang diinginkan bukan dibutuhkan.
Lalu, ketika krisis ekonomi melanda, kita pun garuk-garuk kepala — karena pusing.
“Barangsiapa yang suka berpuya-puya (boros) terhadap hartanya, maka temannya adalah setan”.
Lalu apakah sama dengan orang-orang yang bersedekah jelas itu berbeda dan hal itu pun tidak bisa dianalisa dengan otak kita bahwasanya.
“Barangsiapa yang bersedekah maka Allah akan menyuburkan rejekinya”.
Artinya orang yang bersedekah bukan karena niat ria (congkak/sombong) tetapi di jalan Allah maka rejekinya tidak akan pernah putus walaupun dalam kondisi krisis sekalipun, insyaallah.
Namun penting juga bagi kita untuk mengatur sedekah itu kemana maka saran yang baik adalah mulailah dari orang terdekat kita yang jelas membutuhkan dan telitilah sebelum menyesal.
Harta Menjadi Produktif Sehingga Memakmurkan Tatanan Sosial
Dalam mengelola finansial yang baik secara barakah bukan berarti strategi untuk terlalu berhemat yang berakhir menjadi pelit atau kikir namun ini berarti kita juga membelanjakan (berinfak) dengan penuh kesadaran tanpa berlebih-lebihan.
Dampak nyatanya tentu akan membuat suatu sistem ekonomi sebuah daerah jadi merata itulah penting kiranya kita lebih mencintai produk luar negeri sebelum berfikir untuk belanja produk luar negeri yang sebenarnya produk lokal pun kualitasnya tidak kalah jauh kecuali emang belum ada.
Untuk memahami lebih dalam bagaimana harta kita bisa menjadi produktif adalah kita menyadari lebih awal kebutuhan kita dan mengesampingkan dulu apa-apa saja yang kita mau alias sekedar mengejar trend semata.
Mengelola keuangan secara pribadi sama saja kita sedang mengendalikan diri kita untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Jika suatu waktu kita ingin menjadi Penulis yang aktif berarti kita perlu menyiapkan alat tulis supaya rajin menulis dan buku-buku inspiratif yang mendukung pertumbuhan diri kepada tujuan tersebut.
Jika ingin menjadi seorang Desain grafis berarti dari awal kita akan merencanakan kebutuhan investasi mulai dari beli software desain karena memungkinkan kita menciptakan karya tanpa batas, lalu membeli kelas kursus teknik hardskill, dan membeli peralatan tambahan lainnya.
Dalam merumuskan strategi apa supaya harta kita menjadi produk dalam memanajemen keuangan saat ini pastikan sudah sesuai dengan kemampuan kita, jika tidak maka biarkan kita memanfaatkan sumber daya yang ada baik itu murah & gratisan asalkan tidak ilegal.
Sebagai pelaku desain dulu saya pernah menggunakan software desain ilegal, namun semakin berjalannya waktu saya yakin cara ini membuat desain yang saya buat terutama untuk pemasaran konten apalagi untuk klien tidak mengenakan hati.
Saya percaya bahwa sesuatu yang tidak mengenakan hati berarti ada sisi-sisi yang hilang keberkahannya maka dari itu saya langsung beralih ke software premium —kebetulan saat itu memiliki kemampuan walau ya, pas-pasan hehee.
Sudah Berjaga-Jaga Ketika Dalam Keadaan Darurat
Inilah hal terpenting dalam mengelola keuangan yaitu memberikan sebagian penghasilan kita kepada dana darurat. Karena musibah tidak memberikan lebih dahulu kapan ia akan datang atau secara tiba-tiba.
Namun, jika memang saat ini jangankan dana darurat penghasilan aja masih darurat alias pas-pasan tidak mengapa toh ini sebagai pengingat aja buat kita semua hehee.
Ada sebuah cerita yang jujur baru saja saya alami, ketika itu keuangan saya sedang habis karena sebelumnya saya menginvestasikan sebagian besar keuangan modal bangun website ini wkwkwkk
Dan tiba-tiba kami mendapat kabar bahwa adik saya yang masih berstatus penuntut ilmu SMK kelas 1 kecelakaan bersama temannya sehabis pulang sekolah. Hari itu terasa mendung dan berawan gelap, mata kami sekeluarga memerah, alis kami berkerut, dan jantung kami berdetak tidak biasanya.
Tentu, setelah dapat kabar itu langsung saja Bapak & kakak ku menyusul ke rumah sakit karena kebetulan sehabis musibah itu korban adik saya & temannya langsung diantar ambulan ke rumah sakit. Ibuku menyusul setelah itu dan saya setelahnya.
Ibuku mengatakan kepada ku “Ada duit nak buat ibu beli sabun?”. Sahut saya sendiri dengan rasa kebingungan “gak ada bu???”. Langsung saja mata saya saat itu kosong karena merasa tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk membantu keluarga.
Selanjutnya, pagi setelah saya sholat subuh lalu membuka HP ada chat whatsapp dari kakak saya yang kebetulan malam harinya saya sudah ada dirumah bahwa adik saya meninggal dirumah sakit. Sebelumnya temannya meninggal lebih dulu dan adik saya keesokan harinya.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Mereka syahid sebagai pejuang penuntut ilmu secara husnul khatimah, insyaallah. Al Fatihah…
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati dan sungguh dunia ini tempat yang memperdaya”.
Itulah cerita bahwa keadaan darurat bisa datang kapan saja, dan seandainya saya tahu akan seperti itu tentu saya menunda mengeluarkan duit untuk modal bisnis rintisan saya saat itu. Namun itulah takdir mudah-mudahan kita semua diberikan keselamatan & kemakmuran dunia dan akhirat. Aamiin
Mampu Memberikan Bantuan Kepada Orang Susah
Hal lain yang tidak kalah penting adalah sedekah. Dengan manajemen finansial secara barakah kita juga mengusahakan bahwa sebagian dari sisa penghasilan kita dibayarkan kepada amal soleh. Mau itu ke kotak amal, di jalan ketika orang meminta wakaf, kepada pengemis-pengemis dimanapun maupun di pasar dan sebagainya.
Ingatlah bahwa “Allah menyuburkan sedekah dan memerangi riba. Bahwa saja orang-orang yang memakan riba itu seperti berdirinya orang kesurupan setan.”. Dari sini juga kita bisa mengambil pelajaran bahwa setiap penghasilan kita yang didapatkan ada hak orang-orang yang tidak mampu.
Pernahkah kita berfikir bahwa dalam segala upaya sewaktu kita bekerja tidak ada proses yang benar-benar sempurna kadang kita meminta bantuan secara sukarela dan hal-hal yang cacat dalam pekerjaan kita itulah mengapa pentingnya untuk menyisihkan dari penghasilan kita kepada sedekah.
Cara itu membersihkan harta kita dari hal yang mengotori harta kita lagipula cara ini pula membuat hati kita tidak keras terhadap harta.
“Sesungguhnya manusia itu kikir & sangat bodoh. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk pasti dia beruntung”.
Namun teringat saya baha segala sesuatu berupa bantuan tidak melulu dengan duit semata yaitu sukarela.
Ada sebuah cerita dimana ada nenek tua yang membawa kayu entah berapa kilo intinya dua kali lebih berat dari badan saya yang tersesat dari hutan sampai ke pondok pesantren saat itu. Muka beliau sangat pucat dan kebetulan pada senja sore dekat waktu magrib.
Tidak ada yang menghampiri beliau lalu saya bertanya, nenek yang kewalahan tadi pun meletakan kayunya dengan nada yang terenyuh-enyuh belia tersesat katanya. Langsung saja saya dan meminta bantuan teman saya untuk membawa nenek itu pulang entah kemana wkwkwkk — Dan kami pun mengangkat kayu tadi yang saya seorang diri mustahil bisa mengangkatnya sendiri karena luar biasa beratnya padahal nenek tadi kelihatannya sudah tua renta.
Ditengah perjalanan nenek tadi tiba-tiba ingat jalan kerumah dengan suara yang senang gitu dan akhirnya kami pun langsung mengikuti arah itu dan benar saja sesuai tujuan. Tempatnya tidak jauh dari pemukiman luar Pondok Pesantren, dekat dengan sungai mengalir dan dipenuhi pohon-pohon bambu.
Karena hari semakin malam menjelang magrib kami pun pamit kepada nenek tadi, lalu nenek itu ingin memberikan duit dari jasa kami namun kami menolak bagi kami pengalaman lebih teramat penting daripada materi.
Lalu nenek tadi mendo’akan dua pemuda tadi “Mudah-mudahan suatu hari nanti kalian sukses, kalian sukses, kalian sukses”. Kami pun beranjak pergi dari situ.
“Tidak segalanya hal yang paling berharga itu tentang uang, Bisa jadi pengalaman lebih berharga dibandingkan material”.
Selanjutnya: Tips Kelola Finansial Barakah