Tajdid Jiwa #01 – Derita Hidup Yang Pahit Tapi Harus Dijalani

Tajdid Jiwa bertema Jejak Luka Musaif Awam

HiyatSlap.com — Sobat barakah, salam seperjuangan. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang  semoga rahmat selalu terhantarkan kepada kekasih mulia kita nabi besar Muhammad SAW. Dalam topik ini tidak lain aku ingin berbagi hal yang dirasa bermanfaat namun tidak ada rasa hati untuk menggurui karena aku bukan ustadz alias juga sama Pejuang yang masih awam yang perlu banyak belajar agar jadi lebih baik.

Sebelum kita menyentuh topik yang dalam dan penuh gejolak batin yang sudah tertatih-tatih dalam medan tempur yang gak ada habisnya perlu aku sampaikan sekali lagi aku hanyalah orang awam atau orang biasa yang sama lagi berjuang seperti kalian hari ini.

Ingatlah bahwa jika yang bener itu datangnya dari Allah yang Maha Bener tetapi yang salah itu datangnya dari aku pribadi karena masih bodoh dan perlu banyak belajar.

Kenapa harus ada luka tetapi menahan sakitnya

Pernahkah kita berpikir bahwa hidup itu adalah hanya tentang keberhasilan, kemenangan, kejayaan, peradaban, pengaruh, kekuasaan dan segala yang menyimpan ujung cerita sebelum merasakan proses berat yang dimulai tetapi begitulah kehendak orang-orang yang meminta validasi semu.

Validasi semu itu adalah sebuah penyakit batin yang menuntut lebih dari apa yang dia pernah perbuat alias hanya angan kosong dan nyaris tanpa arti. Tetapi kita, tidak perlu menuntut demikian.

Namun kenapa harus ada luka dalam setiap proses hidup dari kecil hingga remaja, dari remaja ke dewasa muda, dari dewasa muda ke dewasa yang katanya mapan, hingga ke fase-fase berikutnya.

Tidak ada tragedi yang lebih miris dari pada membandingkan diri kita dengan orang lain, diri ini terlalu berharga untuk dibanding-bandingkan dengan seseorang yang juga berperang melawan dirinya sendiri.

Tapi kenapa sudah dilukai yang menahan sakit itu kita bukan orang lain, tetapi ini yang sering kita lupakan sobat ku. Mereka yang nyaris enteng hidupnya sedangkan kita berada antara memikul beban luka masa lalu, sekarang bahkan kebayang dimasa yang akan datang.

Dan aku belum menjawabnya tetapi itu poin pentinya, karena kita semua adalah orang yang teramat spesial untuk dunia yang hanya mengenal bahagia tetapi lupa disana juga ada luka yang terselip — untuk merubah dunia kita sendiri jadi lebih baik.

Ya, kita semua belajar kok bagaimana itu merasakan luka tetapi kita harus dealing dengan itu semua karena tidak lain semua ini hanyalah fase untuk membantu kita agar lebih kuat dan bersama orang-orang kuat untuk melindungi orang-orang yang lemah.

“Memotong kayu dengan gergaji, kayunya lari angin bertiup. Sabarlah sudah bila diuji, sadarlah juga perihal hidup”.

Maaf bisa diucapkan bukan bisa melupakan

Ya, itu realitas yang pahit. Tetapi mari kita gali lebih dalam kenapa saat nya sudah mulai hari ini kita belajar memaafkan jika rasa salah satu dari kita sudah mampu jika tidak ya itu pilihan. Rahasia memaafkan dari kesalahan orang lain adalah kita terbebas dari tuntutan batin yang kadang bergolak sana sini.

Saat diri ini masih berperang dengan kita sendiri, lalu orang luar menambah luka itu maka saat itulah kita belajar bahwa luka yang kita derita hanya bisa ditenangkan lewat maaf. Apakah mudah, tentu tidak! Itu hal yang sulit tetapi belajarlah agar mendapatkan suatu hikmah yang besar dari memaafkan itu sendiri.

Tapi bukan berarti melupakan, ya tidak bisa dipaksa ataupun memaksa sendiri untuk melupakan. Inilah pelajaran yang teramat berharga bagi kita semua jika kita berdosa atau salah dengan Allah kita bisa meminta ampun dengan Allah ta’ala, tetapi jika kita pernah menyakiti hamba Allah maka sudah pasti tempatnya meminta maaf kepada orang yang disakiti itu lagi.

Jadi perkara memaafkan memang tidaklah muda bagi salah satu dari kita yang masih terasa berat tetapi hanya dengan memaafkan kita bisa saling berdamai dengan diri sendiri untuk menjadi pribadi yang bersyukur dan lebih baik.

Jika bagi orang lain kita belum cukup baik, maka jangan pernah tinggalkan dirimu karena disaat seluruh dunia menolak mu maka hanya dirimulah yang hadir untuk menghargai segala keputusan mu walau kadang ia yang paling keras mendebat mu.

Ingatlah satu hal penting, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram bukan mantan mu, bukan ortu mu, bukan juga angan-angan mu.

Belajar ikhlas pada takdir karena aku tidak meminta

Siapapun dari kita harus mengakui bahwa kita hidup tidak memaksa tetapi karena wujud dari kasih sayang Allah yang meridhoi kitalah hari ini berkumpul membaca tulisan ini. Lalu apakah kita sudah belajar ikhlas dari masa awal. Ya, itu terlalu dalam tetapi aku hanya ingin mengingatkan sobat seperjuangan ku semua bahwa tidak ada cara belajar ikhlas selain memahami dari masa asal kita semua.

Dan itu terlalu berbelit buat dijawab tetapi cukup direnungi dengan hati yang tulus dan pasrah. Nah, saat kita mulai mengenal ikhlas disana pulalah kita akan belajar hidup yang sesungguhnya. Ya, hidup sesungguhnya!

Jadi dalam bahasa sederhananya kalo kita renungi Allah itu menciptakan dunia dan seluruh semesta ini bukan tanpa tujuan deh tetapi Allah juga gak meminta apa-apa selain hanya beriman dan bertakwa kepada-Nya. Namun Allah sebenarnya tidak butuh segala ibadah kita yang butuh itu adalah kita sendiri. Maka disinilah letaknya.

Allah sudah menciptakan seluruh alam jagad raya ini dengan segala kerumitan dan perhitungan yang matang tetapi tidak secuilpun yang Allah minta dari kita. Maaf jika aku masih terlalu dalam bagi jiwa yang masih terluka tetapi aku hanya memberikan dasar semua yang sebenarnya menyebuhkan tetapi agak sensistif dan sakit buat kita cerna karena itulah obat.

Semua obat itu asalnya pahit, dan yang pahit itulah yang menyembuhkan atas izin-Nya.

Kesimpulan

Sobat seperjuangan semua, hampir tidak ada yang pernah bebas dari rasa luka baik fisik ataupun jiwa. Tetapi dari itu semua yang paling hebat adalah kita semua bisa bertahan disini bukan untuk apa-apa hanya untuk mengatakan aku bersyukur masih hidup hari ini atau sekedar Alhamdulillah aku masih bisa menghirup nafas kehidupan ini.

Dengan kehidupan ini, kita bisa berbuat apa saja dan dengan luka yang sudah pernah kita rasakan maka bijak kiranya jika cukup sudah itu untuk kita dimasa yang lalu ataupun kemarin tetapi tidak untuk yang lain. Jika semua dari kita sudah memahami artikel yang singkat ini maka dari sinilah kita akan siap menyapa dunia yang bahagia.

Bukan bahagia versi orang lain sob, tetapi bahagia cukup untuk kita, bergembiralah dan bersholawatlah sobat seperjuangan semua!

Waallahu a’lam bisawaf

Bagikan ke:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top