
HiyatSlap.com — Sobat barakah, salam seperjuangan. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang semoga rahmat selalu terhantarkan kepada kekasih mulia kita nabi besar Muhammad SAW. Seperti sebelum-sebelumnya tidak salah kiranya saya ulang-ulangi lagi ya — Dalam topik ini tidak lain aku ingin berbagi hal yang dirasa bermanfaat namun tidak ada rasa hati untuk menggurui karena aku bukan ustadz alias juga sama Pejuang yang masih awam yang perlu banyak belajar agar jadi lebih baik.
Sebelum kita menyentuh topik yang dalam dan penuh gejolak batin yang sudah tertatih-tatih dalam medan tempur yang gak ada habisnya perlu aku sampaikan sekali lagi aku hanyalah orang awam atau orang biasa yang sama lagi berjuang seperti kalian hari ini.
Ingatlah bahwa jika yang bener itu datangnya dari Allah yang Maha Bener tetapi yang salah itu datangnya dari aku pribadi karena masih bodoh dan perlu banyak belajar.
Waktu terbuang sia-sia kini aku mulai sadar
Setiap perjalanan hidup kita semua itu unik, sob. Namun di era sekarang rasanya kita tidak akan lepas dari banyak informasi sekaligus yang menyelimuti otak kita setiap jamnya. Jadi perlu kita semua memahami siapa kita dan untuk apa kita.
Nah sebelum menelusuri jiwa kita yang sebenarnya jadi penting buat belajar mengapa waktu kita sering terbuang sia-sia hanya sekedar scroll dalam sekejab mata namun faktanya menghabiskan bermenit-menit, berjam-jam untuk hal yang sebenarnya tidak terlalu penting buat pertumbuhan diri kita, karir kita bahkan masa depan kita.
Ingatlah bahwa kita hidup didalam fase penuh candu, tanpa kita bayangkan video pendek yang sekarang marak beredar ternyata juga bagian penghisap cara kita menikmati proses yang sebenarnya. Ya! Karena kita butuh segala hal yg instan, otak kita bereaksi terhadap hal yang cepat, berubaah cepat, sukses cepat, bahkan kalo bisa dapat bini, cepat hehee *becanda sob!.
“Yang terjadi adalah, tanpa sadar kita dikelilingi sistem yang membuat kita candu. Kita dijadikan budak algoritma, dipaksa menikmati apa yang sistem ingin kita suka.”
Dalam jangka panjang ini sangatlah berbahaya buat dampak kesehatan jiwa kita semua terutama yang baca ini, Alhamdulillah, insyaallah kalian akan selamat!
Tidak saya tidak sedang memanipulasi apa yang saya tulis nyatanya agar sobat seperjuangan semua selamat dari tantangan zaman ini maka hal yang termat penting adalah coba renungkan lagi siapa dirimu yang sebenarnya? Untuk apa Kamu hidup didunia ini?
Ingatlah, kita disini semua musafir yang kelak ada hari kita semua dijemput oleh bus (maut) pada waktu yang sudah ditentukan jadi sobat semua, saya mengajak mari kita saling rangkul merangkul dalam kebaikan dan mengingatkan. Semangat!
Btw, anak kucing liar yang kami adobsi tertidur pulas saat aku ketik artikel ini, gemezz kayak kamu hehee
Berita penuh emosi menurunkan semangat
Sebenarnya mengkonsumsi berita dalam batas wajar sekadar untuk membaca misal arah ekonomi, dampak nya pada usaha kita atau perusahaan yang saat ini kita bela dalam batas wajar dan ada niat tidak apa-apa.
Tapi nyatanya dalam kehidupan yang sekarang, berita simpang siur yang sudah buram mana yang benar dan sesat sudah berbaur. Perang ini dan itu, tragedi ini dan itu dan segala yang meningkatkan otak kita berpikir keras buat menyimpan itu semua. Dampaknya setelah mungkin tidak sengaja menyelam akhirnya energi yang sebenarnya bisa kita manfaatkan buat menulis, jualan atau usaha sampingan semua terkuras habis.
Lalu jika tetap memaksa dalam kondisi energi yang sudah habis dampaknya hari-hari berikutnya kita akan merasa gelisah, jiwa merasa penuh gejolak luka, fisik terasa lelah padahal tidak bekerja apapa-apa kecuali hanya sedikit menatap laptop dan berhenti.
Ya, perlu kita jujur pada semua tragedi yang sebenarnya sedang menimpa kita semua adalah racun yang tidak berujung dimana racun itu sendiri sekarang ada dalam genggaman ponsel seluler yang kita pegang setiap hari bahkan termasuk mencari relasi untuk hubungan kerja ataupun cinta pada seseorang.
Maka poin terpenting disini adalah bukan untuk meninggalkan — jika ya, sebagian dari kita memang tidak lepas dari ponsel untuk berinteraksi maka pilihan bijaknya adalah mengelola waktu sebaik mungkin tetapi mungkin kata-kata itu terlalu membabani kita yang sedang menahan luka kalo begitu cukup kita tidak usah mengaku diri kita yang baik tapi bukan juga kita berniat jahat/ buruk namun kita ingin semua jadi pembelajar jadi lebih baik.
“Jika besok kita masih diberi napas, maka tanyakan satu hal: Apa yang bisa membuat ibumu bahagia?”
Apa yg bisa kita berikan kepada mereka yang rela berjuang menahan cinta dalam pelukan kasih sayang tanpa tanda jasa.
Kesimpulan
Musim zaman telah berubah, semua yang tidak sadar akan tertindas begitu cepat, dan semua yang sadar akan berusaha memberikan tameng terkuat bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi orang-orang terkasih yang kita miliki hari ini. Ini adalah sebuah zaman yang penuh dengan distraksi menurut data survei yang saya peribadi teliti ternyata sebagian dari kita tanpa sadar sudah kehilangan identitas diri pribadi.
Eksistensi jadi sebuah hal yang harus, padahal pertumbuhan pribadi tidak diukur secara kuantitas tetapi kualitas bagaimana kita tanpa mengharap banyak tetapi bisa menjadi berarti, persis apa yang guru saya selalu ulangi dalam nasehat nya “Hidup hanya Sekali, Maka hiduplah yg berarti”.
Kamu, berharga, saya berharga, kita semua berharga. Maka jangan terputus pada kebaikan hidup yang sudah kita jalani dengan lapang dada dan penuh cinta. Salah satu rumus akan kita semua terhindar dari cinta yang samar adalah cintailah Tuhan dan Rasul-Nya melebihi cinta kita kepada diri sendiri karena hanya dengan itu kita akan meraih cinta yang hakiki karena-Nya, insyaallah
“Artikel kategori Tajdid jiwa ini hanyalah artikel refleksi hidup untuk menata hati yang pernah terluka pulang kembali kepada-Nya. Tidak usah kau cari karena Dia sangat dekat, jika kau berjalan buat dekat dengan maka dia sungguh akan berlari kepadamu.”
Semoga Allah merahmati nabi Muhammad SAW! Mari bersholawat sobat seperjuangan ku..
Waallahu a’lam bisawaf
Bagikan ke:


