HiyatSlap.com — Salam sobat barakah! Tahukah Kamu bahwa pasar halal global diprediksi mencapai USD 3 triliun pada 2025, dengan Indonesia sebagai salah satu kontributor terbesar? Di Jabodetabek, konsumen Muslim muda semakin selektif—mereka tidak hanya mencari produk halal, tapi juga nilai spiritual dan gaya hidup modern.
Bagi UMKM Muslim, tantangannya adalah: bagaimana menarik hati mereka tanpa kehilangan esensi syariah? Artikel ini akan mengupas lima tren pasar utama di 2025 yang dicari konsumen Muslim Jabodetabek, lengkap dengan strategi praktis untuk membangun brand syariah yang sukses.
Namun sebelum menelusuri lebih dalam maka mari kita pahami dulu konsep manajemen usaha barakah. Jadi konsep usaha barakah itu berarti mengupayakan dengan segala daya upaya untuk membangun kemandirian usaha dengan pemahaman dan kesadaran tentang penting hukum syari’ah.
Sehingga di dalamnya harus memiliki niat semata mencari keridhaan Allah Ta’ala dan selanjutnya berikhtiar disertai dengan sabar dan tawakal. Mengapa hal ini penting dalam konsep usaha barakah tentu jika tanpa niat yang lurus kita akan mudah tergoda oleh lika liku zaman yang berkembang pesat sehingga kita bisa tervalidasi untuk mementingkan kehendak kita sendiri daripada manfaat yang lebih bermakna.
Didalam niat harus menjadikan standar kejujuran & amanah menjadi hal yang wajib terutama dalam kita memulai sebuah usaha. Namun tentu dibaliknya kita juga harus mengupayakan dengan segala kemampuan (ikhtiar), namun haruslah berlapang dada dengan segala ujian yang harus kita tempuh (sabar) dan berserah diri terhadap segala kemungkinan seperti hasil yang bisa jadi tidak sesuai ekspektasi kita atau mungkin sebaliknya (tawakal).
Ingatlah, Allah ta’ala Maha membalikan segala sesuatu dan Dia punya yang berhak menaikan kedudukan seorang hamba yang ia kehendaki maka beriman dan bertakwalah hanya kepada Allah, hanya dengan mengingat Allah hati jadi tenang.
Langkah Demi Langkah
Tren 1: Produk Halal yang Transparan dan Terjamin
“Makanlah dari apa yang ada di bumi yang halal lagi baik…” (QS. Al-Baqarah: 168).
Konsumen Muslim di Jabodetabek semakin kritis terhadap kehalalan produk. Mereka ingin tahu bahan baku, proses produksi, hingga sertifikasi halal—terutama di era informasi digital yang serba cepat.
Transparansi menjadi penting namun inti sebuah bisnis yaitu jujur dan amanah jauh lebih penting dari segalanya. Sehingga penting kita terus memahami aspek fundamental dalam usaha dan tren terkini di pasar namun juga tetap mempertimbangkan keberkahan.
Yang haram jelas haram, yang halal jelas halal namun ditengah tengahnya ada syubhat (samar)
Tren ini didorong oleh kesadaran akan gaya hidup syar’i yang stylish. Misalnya, produk fashion atau makanan tidak hanya harus halal, tapi juga punya cerita autentik yang bisa dibagikan di media sosial. Data dari Global Islamic Economy Report menunjukkan bahwa 64% konsumen Muslim muda memilih merek dengan transparansi tinggi.
Ini lebih memungkinkan para UMKM dan pengusaha harus terus mengikuti pasar selain terus menjaga nyawa dari usaha barakah yaitu halal disisi lain memahami kebutuhan emosional dan sosial mereka juga penting dalam standar yang tidak melampaui batas.
Penting diingat semua orang berbeda-beda dan memiliki cara uniknya untuk berinteraksi begitu juga dengan UMKM manapun. Memahami tren terkini memang penting tetapi memahami kemampuan unik kita dalam menjangkau pelanggan bisa menjadi senjata utama kita saat ini.
Kenapa ini penting, karena tren yang berhasil dilakukan UMKM A bisa jadi berbeda dengan UMKM B namun jauh lebih baik jika kita menggunakan taktik keduanya bila memungkinkan jika tidak ambil cara yang lebih bijak, jangan dipaksakan! Tetap pegang nilai keberkahan yang utama kita cari dulu hehe
Tips Praktis:
– Cantumkan sertifikasi halal MUI di kemasan atau website.
– Buat konten “behind the scene” produksi di TikTok atau Instagram.
– Gunakan QR code untuk melacak asal-usul produk.
Contoh Kasus:
Sebuah UMKM gamis di Bekasi sukses meningkatkan penjualan 30% setelah menampilkan proses produksi berbasis syariah di Instagram Reels.
Tren 2: Desain Islami yang Modern dan Estetis
“Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim).
Konsumen Muslim muda di Jabodetabek mencari produk yang mencerminkan identitas Islami, tapi tetap trendy—seperti hijab dengan motif kaligrafi atau packaging dengan warna pastel bernuansa syar’i.
Desain bukan lagi sekadar estetika, tapi juga medium dakwah. UMKM yang menggabungkan seni Islam (misalnya geometri atau kaligrafi) dengan gaya modern punya daya tarik lebih. Ini sejalan dengan visi Hiyat Inc untuk branding syariah yang estetis.
Dalam memahami desain kalo diartikan secara luas menjadi proses. Sehingga desainer harus memahami betul minat dan keinginan klien yang sesuai dengan era zaman muslim muda di akhir zaman.
Biasanya ada yang disebut design thinking yang mengacu pada aspek mengidentifikasi & analisis problem, menyimpulkan ide-ide menarik untuk penyelesain masalah, menentukan problem yang akan diselesaikan, menyusun kerangka desain (sketsa/ prototipe) dan memulai pengujian sebuah hasil desain.
Itulah kenapa penting memahami desainer yang telah teruji kredibilitas dan kapabilitas dalam bidangnya agar bisa mendorong pertumbuhan usaha Kamu bersinar. Dengan ini desain yang dihasilkan selalu fleksibel karena pertimbangan utamanya adalah menyesuaikan kebutuhan pasar bukan sekedar visual juga bukan kehendak imajinasi pribadi.
Desain yang mencerminkan identitas islami yang lebih berkesan modern & estetis sangat cocok untuk tetap mengikuti perkembangan pasar yang berkembang pesat di era industri 4.0 dan society 5.0.
Tips Praktis:
– Gunakan warna seperti hijau zamrud atau emas yang terinspirasi nilai Islami.
– Kolaborasi dengan desainer lokal untuk motif unik.
– Tes pasar dengan polling di Instagram Story.
Tren 3: Branding dengan Nilai Dakwah
“Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik…” (QS. An-Nahl: 125).
Branding bukan cuma soal logo, tapi juga pesan. Konsumen Muslim di 2025 ingin merek yang mengedukasi dan menginspirasi—seperti kutipan ayat pada kemasan atau kampanye berbagi kebaikan.
Ini adalah peluang emas bagi UMKM untuk jadi alat dakwah. Misalnya, sebuah brand kopi syariah di Jakarta sukses dengan tagline “Setiap Teguk, Sebarkan Kebaikan” yang mengajak donasi per penjualan.
Mari kita perjelas soal branding yang bukan hanya nama atau logo dan seperangkat identitas visual secara sederhana brand adalah benak sedangkan branding adalah persepsi. Ketika kita menggabungkan brand dan branding sehingga membuat produk kita menjadi diingat di benak pelanggan dan menciptakan persepsi luas di masyarakat.
Kesan pertama branding harus mencerminkan kejujuran, transparan dan barakah. Inilah yang kadang hilang roh nya sebuah produk yang mementingkan keuntungan daripada keberlanjutan dalam jangka panjang.
Siapapun bahkan pemilik bisnisnya sendiri pun tidak mau dikhianati apalagi diera zaman yang sedang runtuh akan moralitas sejati dan lebih mementingkan materialitas yang fana. Inilah yang membedakan kita dari mereka diluar sana.
Dalam konteks brand yang barakah berarti kita menjaga setiap produk yang diluncurkan dari unsur yang halal dan adil serta kejujuran yang tulus semata mencari hanya keridhoan Allah ta’ala. Islam mengajarkan jual beli dalam sebuah perniagaan/ bisnis hukumnya boleh apalagi jika setiap keuntungan halal yang kita dapatkan mampu memberikan sedekah kepada yang membutuhkan maka terciptalah sebuah siklus pemerataan ekonomi masyarakat secara luas dan berangsur-angsur.
Bahasan terkait: Manajemen Usaha Barakah: 7 Langkah Praktis dari Niat Hingga Profit Halal (Panduan untuk Mahasiswa & UMKM
Mengapa pembahasan kita sampai kesini, iya karena konsep brand yang barakah itu mengusung peradaban ekonomi umat yang makmur sepanjang masa. Mungkin kesannya berlebihan namun secara fakta sejarah bila kita ingin kaitkan dari sejarah kejayaan islam klasik maupun pengusaha muslim yang dermawan maka disanalah kita menyadari bahwa roh syariah sangat berdampak besar bukan hanya kepada umat tetapi juga kepada kita sendiri baik lahir maupun batin.
Ini penting karena data sejarah terbaru mengingatkan bangsa eropa atau barat mengalami kekosongan batin padahal mereka sudah berupaya untuk menjaga mental hingga berkonsultasi kepada psikolog profesional nyatanya mereka sudah hampir memiliki segalanya seperti rumah, mobil, istri dan anak dls — hanya saja ada ruang hamba yang belum penuh terisi.
Layaknya cangkir tanpa air sehingga menambah rasa kehausan tersendiri. Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita dalam berusaha untuk menciptakan brand yang berkualitas namun juga aspek barakah menjadi nilai kunci kita.
Tips Praktis:
– Sisipkan pesan Islami di tagline atau deskripsi produk.
– Buat kampanye Ramadhan dengan tema kebersamaan.
– Gunakan influencer Muslim untuk storytelling.
Tren 4: Belanja Digital yang Praktis dan Personal
“Mudahkanlah dan jangan persulit…” (HR. Bukhari).
Konsumen Muslim Jabodetabek di 2025 mengandalkan e-commerce dan media sosial untuk belanja—mereka ingin proses cepat, aman, dan sesuai preferensi pribadi.
Tren ini diperkuat oleh meningkatnya pengguna TikTok Shop dan Instagram di kalangan anak muda Muslim. Mereka suka live shopping atau promo eksklusif yang terasa “dekat” dengan kebutuhan mereka.
Namun walaupun begitu belanja digital khususnya di marketplace terjadi peperangan harga yang bisa dikatakan sudah berdarah-darah untuk sekedar mencari keuntungan walaupun niatnya sebenarnya buat strategi marketing.
Sebenarnya ini strategi menjatuhkan harga yang disayangkan karena menjadikan suatu produk itu kehilangan nilainya dan ditinjau kepada jangka panjang tentu akan melemahkan pasar secara tidak sadar terutama pasar lokal.
Itulah mengapa UMKM harus melek dengan brand, tentu sebuah branding itu bukan sekedar identitas visual yang menarik dan apapun itu tetapi kontribusi branding ini tujuannya untuk memberikan nilai lebih yang berdampak kepada pelanggan, perusahaan dan karyawan.
Maraknya fenomena banting harga jelas bisa membunuh UMKM lokal dari segala penjuru, maka penting UMKM fokus kepada produk syariah yang banyak membawa keberkahan dalam setiap aktivitas usahanya disisi lain untuk mencari keuntungan.
Dan hal itu pula bisa di branding dalam jangka panjang bahkan sebagai bisnis warisan ke anak cucu keturunan bila bisnisnya berhasil menjawab permasalahan umat dengan konsisten sehingga pasar yang stabil itu bukan yang harganya murahan bukan juga terlalu kemahalan tetapi memberikan dampak nyata kepada umat.
Tips Praktis:
– Jual di Shopee/Tokopedia dengan label “Produk Muslim”.
– Adakan live shopping dengan diskon syar’i (tanpa riba).
– Gunakan chatbot untuk jawab pertanyaan konsumen 24/7.
Tren 5: Dukungan untuk Produk Lokal dan Berkelanjutan
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik…” (QS. Al-A’raf: 56).
Konsumen Muslim muda mendukung UMKM lokal yang ramah lingkungan—seperti produk dari bahan daur ulang atau kemasan minim plastik.
Di Jabodetabek, ada pergeseran ke arah “modest fashion” yang sustainable. Ini juga mencerminkan nilai Islam tentang menjaga alam. UMKM yang peduli isu ini lebih mudah menang hati konsumen.
Tentu hal ini sangat penting dimana nilai-nilai syariah dan keberkahan bisa dimulai dengan produk yang ramah lingkungan namun berdampak nyata bagi konsumen. Faktanya negara-negara maju itu tidak bersandar pada industri tambang dan segala yang merusak sumber daya alam maupun manusia utamanya tetapi uniknya karena industri kreatif lah yang membangun sebuah kemajuan.
Mengapa ini terjadi — hal ini diperkuat karena kontribusi dari industri kreatif mampu memberikan dampak nyata yang berkelanjutan kepada konsumen. Industri kreatif itu punya meliputi salah satu diantaranya makanan & minuman, media hiburan & rekreasi, layanan jasa digital & periklanan, dan masih banyak lagi.
Kontribusi personal branding dalam sebuah produk atau brand sangatlah memegang peranan penting pada kualitas dan harga yang kompetitif di pasaran sehingga perputaran ekonomi pada sebuah negeri bisa terkendali asalkan didukung secara konsisten baik oleh pemerintah, intelektual dan pengusaha nya itu sendiri.
Tips Praktis:
– Gunakan bahan organik seperti katun atau bambu.
– Promosikan “zero waste” di media sosial.
– Ceritakan dampak sosial bisnis Kamu(misalnya, bantu pengrajin lokal).
Pelajari juga:
Kesimpulan
Lima tren ini—transparansi halal, desain Islami, branding dakwah, belanja digital, dan produk lokal—adalah kunci sukses UMKM Muslim di Jabodetabek pada 2025. Mulailah sekarang: pilih satu tren, terapkan di bisnis Anda, dan lihat perubahannya! Seperti kata Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Bukhari). Jadilah UMKM yang tidak hanya untung, tapi juga barakah!
Maka telah sampai pula kita pada pemahaman bahwa brand UMKM itu tidak terletak pada identitas visual maupun pada kualitas produknya saja tetapi juga ada aspek yang tidak kalah penting seperti branding.
Pemahaman branding syariah berarti mengutamakan kejujuran, transparansi dan keadilan bagi untuk perusahaan maupun konsumen sehingga dalam jangka panjang memberikan dampak yang positif bagi kita sendiri sebagai pengusaha/konsumen hingga ke anak cucu keturunan bilamana konsistensi pada kualitas dan keterbukaan pada produk yang mengutamakan keberlanjutan salah satunya keberkahan itu sendiri.
Sistem keberkahan itu sendiri pastinya memberikan peranan penting dalam sirkel industri dan sosial salah satunya kontribusi para petani jika produk mentahnya berasal dari sana, karyawan yang terampil, perusahaan yang stabil hingga orang-orang miskin tidak akan terlantar lagi karena bisnis yang sukses itu bukan hanya mencari tetapi juga memberi kepada yang hak!
Dengan pemahaman yang sederhana ini kita memahami bahwa kunci sebuah kemakmuran sebuah peradaban terletak pada kejujuran dan nilai-nilai syariah yang mutlak tidak bisa dibuat-buat melainkan semua ini sudah tercantum dalam hukum sunnatullah yang berasal dari Qur’an dan Sunnah termasuk ijtihad pada ulama ya, sobat barakah.
Wallahu a’lam bishawab

Bagian Q&A
Q: Bagaimana jika saya baru mulai bisnis tanpa pengalaman?
A: Mulai kecil dengan riset pasar sederhana (tanya temen atau cek tren di TikTok). Gunakan platform gratis seperti Instagram untuk promosi awal.
Q: Apakah sertifikasi halal mahal untuk UMKM?
A: Tidak selalu! MUI punya program khusus UMKM dengan biaya terjangkau. Cek laman halalmui.org untuk info lebih lanjut.
Referensi
– Sumber Syar’i: Al-Qur’an (Al-Baqarah: 168, An-Nahl: 125, Al-A’raf: 56), Hadits Bukhari-Muslim.
– Data/Statistik: Global Islamic Economy Report 2024.
– Artikel: “Islamic Branding Dalam Ekonomi Syariah” (jurnal.iain-bone.ac.id).