Pengenalan Manajemen Waktu Barakah
Manfaat Mengatur Waktu Secara Bijak
Evaluasi & Introspeksi Harian untuk Produktivitas
Strategi Pembagian Waktu Harian
Sistem Prioritas Tugas 4 Kategori
Membangun Peta Jalan Hidup Berkah
Kesimpulan & Motivasi Manajemen Waktu
Buat Peta Jalan Hidup Selaras Dengan Tujuan Saat Ini
Sebelumnya kita telah membahas beberapa kategori-kategori tujuan hidup — Lalu bagaimana agar bisa selaras dengan tujuan itu. Meskipun itu sulit bagi kita yang menuntut harus tetapi bagi kita yang berpola pikir bahwa hidup ini mengalir saja mungkin rasanya akan lebih mudah.
Fleksibel! Seberapapun idealisnya kita, ambisinya kita, perfeksionisnya kita maka perubahan itu sudah pasti terjadi. Dan yang tidak akan pernah berubah dan kekal selamanya hanyalah Tuhan semata yaitu Allah Yang Maha Berkuasa atas Langit dan Bumi.
Sebagai makhluk yang diciptakan sekaligus menerima peran sebagai khalifah (pemimpin) di bumi maka tugas kita menggunakan akal pikiran, jiwa dan raga dengan sebaik-baik nya.
“Barangsiapa yang berjuang dengan harta & tenaga dalam berkorban di jalan Allah. Maka Allah akan memberikan ia kemenangan yang agung meskipun orang-orang musyrik menghalang-halanginya”.
Kehidupan ini terlalu singkat rasanya untuk mengeluh akan sesuatu yang tidak kita mampu, nyatanya bukannya kita manusia yang lemah namun Allah ta’ala lah yang memiliki kekuatan itu maka mintalah.
“Berdoalah kepada-Ku (Tuhan) niscaya Allah kabulkan”.
Merancang peta jalan hidup kita berarti kita harus benar-benar mencari tahu mana suatu kelebihan dan mana kekurangan kita punya dalam jangka panjang.
Dari selembar kertas kita mulai menulis bahwa kita sebagai pribadi (hamba Allah), lalu potensi kita terletak pada menginspirasi orang banyak atau yang lain lagi memecahkan persoalan orang banyak maka terus peta-peta kan kemana akhirnya kita sampai sehingga kita bisa mencapai kehidupan yang berkah dan mati dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin.
Ada 3 bagian yang penting untuk memetakan peta jalan hidup kita agar tetap selaras dengan tujuan.
1. Ketahuilah Misi kita yang sekarang & kedepan
2. Tetapkan potensi diri kita sebagai kekuatan
3. Manfaatkan kemampuan kita untuk membantu
Agar memiliki pandangan lebih luas mari kita jabarkan lebih luas lagi. Berikut!
Ketahuilah Misi kita yang sekarang & kedepan
Dalam menetapkan misi pastinya harus tahu tujuan kita akan kemana maka dari itu dalam contoh saat ini saya akan memberikan contoh yang tidak jauh dari misi saya sendiri.
Misalnya “Misi saya dalam 6 bulan kedepan adalah menulis blog yang menginspirasi orang-orang muslim agar hidup barakah. Lalu dalam 10 tahun lagi misi saya akan membangun peradaban ekonomi kreatif umat barakah sepanjang masa, insyaallah”.
Setelah menetapkan misi yang kiranya sudah sesuai dengan tujuan kita maka saat itulah kita membaginya menjadi bagian-bagian lebih kecil & spesifik.
Btw, apakah sah jika kita menetapkan misi yang lebih condong kepada pendapatan atau nominal angka pendapatan? — Mungkin, sah-sah aja jika salah satu dari kita menetapkan misi yang berfokus pada pendapatan misalkan saja “Misi saya dalam 6 bulan kedepan ingin memiliki pendapatan yang halal buat nafkah sendiri & keluarga. Sehingga dalam 10 tahun lagi misi saya adalah mengelola pendapatan-pendapatan yang barakah & stabil, insyaallah”.
Selama niatnya masih baik tidak mengapa, namun jika kita menetapkan nominal angka misalnya saja “Misi saya dalam 1 bulan mendatang memiliki pendapatan Rp40.000.000 (40 juta rupiah per bulan)”.
Ada yang salah? Memang tidak begitu. Namun menurut sebuah studi penelitian bahwa menetapkan misi yang berfokus pada kebermanfaatnya akan berkinerja lebih baik dari pada berfokus pada kuantitas yang diharapkan.
Lanjut, kita akan menetapkan misi kita menjadi lebih spesifik sebelumnya.
Jika saya ingin agar misi saya dalam 6 bulan sebagai penulis blog yang menginspirasi muslim maka 3 poin utama yang harus saya latih dan terapkan dalam postingan blog artikel, yaitu:
Fokus pada literasi muslim yang menginspirasi, Kategori topik utama amal soleh, Konsisten menulis & update artikel setiap bulan.
Jika ini masih belum spesifik lagi, mari kita pecah-pecah agar lebih spesifik lagi menjadi kata kerja.
1) Literasi muslim : Saya akan membagikan topik literasi manajemen waktu barakah, Saya akan membagikan topik ini berdasarkan praktek yang teruji, Saya hanya membagikan pengalaman yang mudah dipahami oleh banyak orang.
2) Amal soleh : Saya akan terus melatih dalam pengembangan diri yang barakah, Saya akan melatihnya secara istiqomah agar hidup lebih baik, Saya akan berusaha yang terbaik dalam beramal soleh sebagai penulis yang menginspirasi.
3) Konsisten update : Saya akan aktif menulis artikel setelah sholat & wirid subuh, Saya akan memberikan semua yang saya ketahui tentang bidang saya, Saya juga akan membagikan ini kedalam blog website & promosi blog di media sosial.
Ingatlah setiap bagian cobalah untuk memecah bagian-bagian lebih jelas 1:3:3 yaitu Misi dipecah menjadi sub-misi 3 bagian lalu di pecah lagi menjadi sub-sub misi spesifik 3 bagian dan jika dirasa belum spesifik maka bisa dibuat menjadi 1:3:3:3 (Lebih spesifik).
Ini adalah cara terbaik selain untuk agar dapat mengelola waktu dengan baik cara ini juga sebenarnya bertujuan agar mengenal potensi diri lebih baik lagi sehingga jika kita sudah mengenal diri maka rasa optimis akan mengalahkan pesimisme yang mengakar pada diri kita, insyaallah.
Tetapkan potensi diri kita sebagai kekuatan
Sekarang bagaimana kita menetapkan potensi diri kita sebagai kekuatan dalam aktivitas kita sehari-hari hingga jangka panjang. Mari kita cermati lebih dalam siapa kita, apa nilai unik kita dan ada hal yang membuat kita bergairah pada sesuatu.
Misalnya saja “Saya seorang konten kreator, memiliki nilai unik sebagai desainer grafis & komikus yang bisa memotivasi seseorang untuk memecahkan permasalahan hidup pembaca, Dengan ini saya bergairah untuk membagikan konten secara konsisten di blog atau media sosial saya”.
Oke contoh kedua adalah contoh sebelumnya, misalnya “Saya seorang penulis blog, memiliki nilai unik sebagai pendakwah & motivator yang bisa membangun literasi seorang muslim agar hidupnya semakin berkah, Dengan ini saya bergairah untuk membagikan pengalaman saya dalam manajemen waktu yang berkualitas dan penuh dengan berkah”.
Nah, disini kita akan berusaha mengingatkan bahwa apapun tujuan apapun yang akan mau kita raih cobalah untuk selalu meluruskan tujuan kita yang selaras dengan kebaikan dalam hidup jangan ada ria.
“Barangsiapa bekerja untuk mencarikan nafkah bagi anak & istrinya maka ia di jalan Allah. Barang Siapa bekerja untuk mencarikan nafkah bagi orang tua yang telah lanjut maka ia di jalan Allah. Tetapi, barangsiapa mencari popularitas semata untuk mencari kedudukan di tengah manusia maka ia ria”.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) “ria adalah sombong, congkak, bangga (karena telah berbuat baik). Maknanya selama tujuan kita masih belum lurus pada tujuan sejati kita pada keridhaan Allah semata maka sangat rentan aktivitas kita ternodai untuk meminta kedudukan ditengah manusia dan merasa lebih mulia dibandingkan orang lain.
Dalam pemahaman sosial, seseorang yang telah dikuasai sifat ria ia akan lebih suka memamerkan sesuatu hal membuat pengliatnya merasa rendah diri terhadapnya karena di dalam dirinya memiliki kuasa namun sebenarnya di dalam batinnya merintih untuk mencari ketenangan dari semua drama yang fana.
Kembali kepada mengenal potensi kita, ingatlah agar menggali terus kekuatan terbaik kita untuk membantu sesama kita dalam kebaikan, karena di dalam kebaikan berselimut keberuntungan.
Mudah-mudah kita semua berada pada jalan yang lurus yang penuh dengan keberkahan dalam hidup. Aamiin.
Manfaatkan kemampuan kita untuk membantu
Setelah tahu peta jalan kita dari misi & potensi — berikutnya nilai dari wujud pengamalan dari apa yang kita bisa lakukan untuk beramal di dalam dunia ini semata karena mencari keridhaan Allah ta’ala.
“Sesungguh barangsiapa yang menghendaki pahala dunia, maka ia akan dapat tetapi rugi di akhirat & barangsiapa menghendaki pahala akhirat, maka ia akan dapat tetapi rugi di dunia. Padahal di sisi Tuhan (yaitu Allah) ada pahala dunia & akhirat)
“Sesungguhnya negeri yang kekal itu adalah negeri akhirat, tetapi jangan lupakan juga bagianmu di dunia”.
“Sesungguhnya dunia ini adalah tempat persinggahan semata, barangsiapa yang beramalah soleh dijalan Allah maka ia beruntung”.
Dari sini kita bisa mengambil suatu pelajaran yang pastinya juga berhubungan dengan waktu kita saat ini yaitu berbuat sesuatu dalam hal yang bermanfaat (kebajikan) dan menolak hal yang tidak berguna (kemungkaran).
Setiap dari kita menginginkan kebaikan dalam hidup yang lebih cerah, bermakna penuh dengan sejarah yang tidak terlupakan sekalipun kita ceritakan kepada orang terdekat kita itu pun tidak semua yang bisa mereka tangkap dari seluruh kisah pengalam hidup kita hingga sekarang.
Dalam melanjutkan untuk membangun sebuah peta jalan hidup setelah kita menetapkan misi perjalanan hidup, bekerjasama dengan potensi unik & menjadikan kemampuan kita bisa bermanfaat.
Selama kita berada pada jalan yang lurus (niat) yaitu jalan Allah maka kita akan melewati sebuah proses yang berliku-liku & dalam penuh makna yang sesungguhnya dan bisa membangkitkan siapapun dari perjalanan hidup kita yang menginspirasi itu.
So, mau kemanakah kita sekarang? Wallahu a’lam bishawab.
Selanjutnya: Kesimpulan & Motivasi Manajemen Waktu